Membentuk Generasi Cerdas, Sholeh, Muslih Waj'alna Lil Muttaqina Imama

 Syeikh Muhammad Rajab Dieb Sampaikan Kiat Mendapatkan Keberkahan Rasulullah SAW         

Syeikh Muhammad Rajab Dieb Sampaikan Kiat Mendapatkan Keberkahan Rasulullah SAW         

Bandung Barat- Ar-Risalah Cisarua


Nafas yang kita hirup, minuman yang kita minum, dan makanan yang kita makan, dalam rangka menolong agama Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam. Lalu apa nilai seorang manusia ketika ia hidup tidak membawa agama Allah? Kita mengimani dan membawa agama ini tujuannya adalah bagaimana kita menyampaikan agama Islam.


Dalam ceramah nya di Ar-Risalah pada Rabu (07/12), Syeikh Dr Muhammad Rojab memberikan perumpamaan, “Andaikan saya memberikan surat kepada kalian untuk disampaikan kepada seseorang, tapi kalian tidak menyampaikannya. Lalu apa manfaat surat ini?”
“Pondok ini adalah pondok yang membawa risalah Islam, kita harus mempelajari dan menyampaikan risalah ini kepada yang lain. 
Santri yang menghabiskan waktunya untuk mengaji, supaya apa? supaya benar! benar menguasai pokok-pokok agama Islam.“


Syeikh juga menjelaskan akan pentingnya mencatat apa yang didengar ketika mengaji. Bahkan Allah SWT juga memerintahkan  untuk menulis atau mencatat, disebutkan dalam  Q.S Al-Qalam [68]:1.
‎نٓ‌ ۚ وَالۡقَلَمِ وَمَا يَسۡطُرُوۡنَۙ
“Nun, Demi pena dan apa yang mereka tuliskan.”

 

Perbedaan santri pencari ilmu dengan mustami' adalah ketika ia seorang mustami’, hanya akan mendengar ilmu yang ia dengar, berbeda dengan santri ia akan mencatat dan menjadikan dirinya bagian dari ilmu yang akan ia kuasai. 

 

“Dulu, ketika aku menghadiri pengajian Syeikh Ahmad Kuftaro dan Syeikh Rajab Dieb, aku senantiasa menulis. Dan tulisan itu sudah segini tingginya. Kebanyakan yang aku hafal itu yang aku tulis.” Ungkap beliau sambil memperagakan seakan menggambarkan kurang lebih 1 meter tumpukan kitab.

 

“Jadilah kalian sebenar-benar pelajar dan bersungguh-sungguh. Supaya kalian bisa membawa risalah ini dengan benar dan bisa mewujudkannya, dimanapun tempat kalian nanti bermukim.”

 

Kita adalah umat yang dikehendaki oleh Allah SWT, bukan umat yang begitu-begitu saja. Tapi kita adalah umat terbaik yang dipilih oleh Allah SWT. Misi kita adalah “amal ma’ruf nahi munkar”. Bagaimana mungkin kita akan mengajak orang lain ke Allah jika tidak menguasai ilmu ini dengan baik?


Kemudian Syeikh meminta agar para jamaah mendengarkan ucapan yang disampaikan oleh kekasihnya, Rasulullah shallahu alaihi wasaalam. “Semoga Allah menjadikan bersinar (nur) orang-orang yang mendengar hadits dariku, lalu dia menghafalnya kemudian dia menyampaikannya (kepada orang lain).”

 

Nur merupakan sesuatu yang sangat indah/membahagiakan mata yang melihatnya. Syeikh memberi perumpamaan (dari ayahnya) untuk hal ini yaitu seperti pengantin baru di malam pertamanya, mereka pasti akan menghias diri sebaik mungkin. Begitulah kita yang mau menyebarkan hadist Nabi shallahu alaihi wasallam.


‎لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري


“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia“.


Hadist itu jika dibaca, dihafalkan, dan disampaikan, kita akan dapat berkahnya rasul, kita berhak menerima hadist nabi dan Allah SWT akan membuat wajah kita bersinar, tidak sebatas di dunia tapi juga di akhirat. “Siapa diantara kita yang ingin kumpul dengan Rasulullah shallahu alaihi wasallam?” Tanya syiekh pada jamaah. “Perkara ini tidak sebatas kalimat Aamiin tapi butuh dengan praktik.”

 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


‎مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا


“Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.”

 

Kemuliaan yang diraih oleh orang-orang seperti ini adalah kemuliaan yang sangat dihargai sekali di hari kiamat dibandingkan hanya membawa amal-amal kita sendiri. 

 

Ini adalah urgensi/cita-cita tertinggi pondok-pondok syariat. Kita sendiri sebenarnya membawa tanggung jawab yang besar. Kenapa? Karena pondok kita ini Ar-Risalah yang membawa risalah Rasulullah shallahu alaihi wasallam. Kita membawa dua tanggung jawab besar yaitu Risalah Allah dan Rasul-Nya serta nama pesantren kita Ar-Risalah. Maka wajib bagi kita untuk benar-benar membawa hadist-hadist Nabi shallahu alahi wasallam.

 

Andaikan para sahabat tidak nyambung hubungan dengan rasul, agama ini tidak akan sampai kepada kita. Tidak mungkin ilmu kita bermanfaat tanpa kita mempunyai keterkaitan dengan guru-guru kita. Untuk itu kita harus memperbaiki dan mencintai guru kita, bener-benar cinta, percaya, dan ikhlas. Jadi, kita harus terus berpegangan dan terus sambung dengan kyai kita disini, yaitu kyai Mohammad Rofiqul A'la, agar agama ini terus terjaga.


Share :


Jazakalloh Khoir Telah Menjadi Bagian Jaringan Penyebar Media ARRISALAH.ID