Membentuk Generasi Cerdas, Sholeh, Muslih Waj'alna Lil Muttaqina Imama

 Waspada, Perilaku Orang Tua Seperti Ini Bisa Menutup Ilmu Anaknya

Waspada, Perilaku Orang Tua Seperti Ini Bisa Menutup Ilmu Anaknya

Bandung Barat- Ar-Risalah Cisarua


Syeikh Abdul Qadir al-Jailani adalah seorang ‘Ulama yang terkenal pada zamannya. Murid-muridnya berasal dari berbagai kalangan dan semua murid diperlakukan sama.


Di madrasah Syeikh Abdul Qadir diajarkan ilmu tetapi lebih diutamakan adab, termasuk adab yang dijunjung tinggi adalah adab kepada guru. Salah satu adab yang diajarkan adalah bagaimana murid berkhidmat dan meraih keberkahan.


Sebuah kebiasaan, bahwa ketika sang guru sedang menyantap makanan, maka murid-murid tidak ada yang ikut makan sebelum gurunya selesai, ternyata ada tradisi meraih keberkahan ilmu dengan memakan sisa makanan gurunya.


Syeikh Abdul Qadir paham hal tersebut sehingga beliau selalu menyisakan makanannya untuk di makan oleh murid-muridnya. Seorang tamu yang datang menjenguk anaknya melihat hal itu dan berfikir bahwa anak-anak mereka yang belajar pada Syeikh Abdul Qadir diperlakukan tidak semestinya. 


“Masa santri dikasih makanan sisa”, batin tamu.


Pikiran kotor inilah yang menyebabkan orang tua santri tadi datang menghadap Syeikh Abdul Qadir dan mengungkapkan keberatannya atas perlakuan sang guru kepada anaknya.


“Wahai syeikh, saya mengantar anak saya kepada syeikh bukan untuk diperlakukan seperti itu, tapi saya mengantar anak saya kepada syeikh supaya anak saya jadi alim ‘ulama.”


“Kalau begitu ambillah anakmu.” Syeikh Abdul Qadir menjawab singkat.


Lalu, si tamu tadi mengajak anaknya untuk pulang dalam kondisi anaknya tidak mengerti sama sekali kenapa ia tiba-tiba diajak pulang. Ketika keluar dari rumah syeikh menuju jalan pulang, orang tua santri tadi bertanya pada anaknya beberapa hal mengenai ilmu hukum syariat ternyata anaknya bisa menjawab dengan tepat dan rinci. Seketika tamu tadi berubah fikiran dan mengembalikan anaknya kepada Syeikh Abdul Qadir.


“Wahai syeikh terimalah anak saya untuk belajar kembali, didiklah anak saya. Ternyata anak saya luar biasa ilmunya bila bersamamu.”


Syeikh Abdul Qadir menjawab “Bukan aku tidak mau menerimanya kembali, tapi Allah sudah menutup pintu hatinya untuk menerima ilmu dariku, Allah sudah menutup futuhnya (mata hati) untuk mendapat ilmu disebabkan orang tua yang tidak beradab kepada guru.”


Ternyata orang tua yang tidak beradab pada guru bisa menyebabkan anak-anaknya menjadi korban kehilangan keberkahan ilmu dari guru-gurunya. Begitulah adab dalam menuntut ilmu. Anak, Ibu, Ayah dan siapa pun perlu menjaga adab kepada guru.


Seperti kata ‘ulama, “Satu prasangka buruk saja kepada gurumu maka Allah haramkan seluruh keberkahan yang ada pada gurumu kepadamu.”


Kisah ini merupakan pengingat untuk para orang tua santri, sia-sialah kita memondokkan anak kita kalau pada akhirnya ilmu yang diperolehnya tidak berkah. Karena kita sebagai orang tua yang tidak beradab kepada guru sehingga anak-anak kita pun menjadi kehilangan keberkahan dari gurunya.


Share :


Jazakalloh Khoir Telah Menjadi Bagian Jaringan Penyebar Media ARRISALAH.ID