Bandung Barat- Ar-Risalah Cisarua
Ahad (28/01) Pondok Pesantren Ar-Risalah mengadakan tes Penerimaan Santri Baru (PSB) tahun ajaran 2024/2025. Tes dilaksanakan di lt. Utama Masjid Al Habibul Musthofa yang terdiri dari tes tulis, tes baca Al-Qur’an, dan wawancara. Pada tes tulis mencakup pengetahuan peserta didik pada bidang agama, Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Sebelum tes berlangsung, seluruh calon peserta PSB di kumpulkan untuk mendapatkan pengarahan dari panitia PSB mengenai pembagian ruang tes dan tata cara pelaksanaan tes. Ustadz Gari Abdul Jabbar selaku ketua PSB dalam sambutannya mengungkapkan bahwa calon santri yang mendaftar di gelombang 1 ini sangat panitia syukuri karena mereka telah mengambil tiket lebih dulu dibandingkan calon santri yang mendaftar di gelombang 2 dan 3 dikarenakan Ar-Risalah hanya membuka kuota santri baru hanya untuk 100 santri. Dan pada calon santri yang hari ini tidak bisa mengikuti tes offline, panitia agendakan untuk mengikuti tes online. Hasil tes ini akan panitia umumkan melalui WA Grup, dan juga panitia berharap semuanya bisa melaksanakan tes dengan baik dan lolos dalam penerimaan santri baru tahun ajaran 2024/2025.
KH. Dr. Mohammad Rofiqul A’la, Lc., MA. selaku Pengasuh Pondok Pesantren Ar-Risalah yang akrab kami sapa Abah dalam sambutannya mengucapkan “Ahlan wa sahlan, selamat datang bapak ibu calon walisantri Ar-Risalah, sudah menjadi kewajiban tuan rumah memuliakan tamu-tamunya, maka kami selaku tuan rumah hari ini mengucapkan selamat datang kepada bapak ibu sekalian, dan mengucapkan selamat karena apa yang pagi hari ini kita ikhtiarkan, ditengah-tengah kesibukan, ditengah-tengah aktifitas bapak ibu sekalian yang sangat padat sekali, tentunya bapak ibu datang ke Ar-Risalah mengantarkan putra putrinya ini merupakan sebuah kemenangan yang luar biasa karena bagaimana pun salah satu kewajiban kita sebagai orang tua yang paling penting dan terpenting setelah kita di anugerahi oleh Allah Swt. anak, selain kita mempunyai tanggung jawab kepada Allah untuk bagaimana membesarkan anak-anak kita, anak kita ini harus kita pandang sebagai amanat dari Allah Swt., anak-anak kita ini bukan hanya kita pandang sebagai anak yang kita besarkan tapi ada kewajiban lain bahwa anak-anak kita adalah umatnya Nabi Muhammad saw., yang mana di pundak-pundak kita ada kewajiban yang sangat besar yaitu bagaimana tetap menjaga anak-anak kita sepeninggal kita nanti tetap tunduk dan sujud kepada Allah Swt.”
Pada pagi hari ini, kita mengawali salah satu dari langkah dalam upaya itu bagaimana kita menjaga amanat dari Allah Swt. Abah melanjutkan dengan membacakan ayat suci Al-Qur’an : “وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ ada dua kalimat خَشْيَةَ اِمْلَاقٍ dan مِّنْ اِمْلَاقٍ, yang pertama وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ dan jangan kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin dan yang kedua وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ مِّنْ اِمْلَاقٍۗ dan jangan kalian membunuh anak-anak kalian karena kemiskinan yang terjadi. Jika dulu orang itu khawatir dengan bagaimana penghidupan anak-anaknya, “Maa ta’kuluna mimba’di“ Nak, jika kami meninggal dunia apa yang kamu makan? Ini merupakan kekhawatiran nomer 2 ,3, dst. Tapi kekhawatiran yang paling utama yang harus kita khawatirkan adalah مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي, Nak, apa yang kalian sembah ketika kami orangtua mu kembali kepada Allah Swt?”
Bagaimana cara kita menjaga itu semua? Yaitu menjaganya dengan membekali mereka pengetahuan tentang agama, kemudian Abah melanjutkan, “Pendidikan terbaik saat ini adalah pendidikan yang ada dibawah naungan pondok pesantren. Kenapa? Karena ada aturan-aturan bagaimana mereka dilarang oleh pondok dan mereka lebih banyak menggunakan waktu mereka melakukan hal-hal positif.”
Poin kedua yang Abah sampaikan yaitu, “Kita harus bahagia dan bangga karena Allah menghendaki anak kita baik, dengan bukti:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ
"Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan pahamkan ia dalam urusan agama".
Dengan kita memasukkan anak kita ke pesantren Ar-Risalah, selain di didik bagaimana pergaulan yang baik juga akan di didik bagaimana mereka belajar ilmu agama. Ini sebuah tanda kebaikan dan kemenangan kita karena kita telah menjaga amanat dari Allah Swt.”
Sebelum mengakhiri sambutannya, Abah menambahkan 1 point penting yaitu tentang amal yang tidak akan terputus, “Kita semua akan kembali kepada Allah Swt., dan saat itu amal kita akan terputus kecuali kita menyiapkan salah satu dari media yang bisa terus sambung menjadi jariyah kita, yaitu anak-anak kita. Anak-anak yang shaleh, anak-anak yang taat kepada Allah, itu merupakan bagian dari jariyah-jariyah kita karena mereka yakin anak di pondokkan di pesantren, ketika di didik agama tanpa di suruh pasti mereka akan menjadi anak-anak yang kalau mereka sukses akan semakin taat kepada orangtuanya, andaikan mereka tidak sukses pun mereka akan menjadi anak yang senantiasa mendoakan orang tuanya baik masih hidup ataupun sudah kembali kepada Allah Swt.”
InsyaAllah langkah kita hari ini, menjadi langkah yang manfaat sampai nanti kita kembali kepada Allah meninggalkan dunia ini. Semoga kita di kumpulkan dengan keturunan-keturunan kita di surganya Allah Swt. Aamiin***