Membentuk Generasi Cerdas, Sholeh, Muslih Waj'alna Lil Muttaqina Imama

 Tanda Allah Mencintai Hamba-Nya Menurut As-Syaikh Dr Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi

Tanda Allah Mencintai Hamba-Nya Menurut As-Syaikh Dr Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi

Bandung Barat – Ar-Risalah Cisarua

 

As-Syaikh Dr Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi, seorang Ulama asal Damaskus – Syam menyampaikan tentang tanda-tanda dari seseorang yang dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala.

 

Hal ini beliau sampaikan di dalam Majelis Rutin yang ia sampaikan kepada jamaahnya, yang telah kami (Tim Media Ar-Risalah) kutip dari video Youtube “Sanad Media” pada Jum'at (06/01/2023).

 

As-Syaikh Buthi mendahului ceramahnya dengan cerita seseorang yang mabuk cinta kepada Allah SWT.

 

“Dulu ada seorang pecinta Tuhannya yang mabuk kepayang. Sebab sesuatu yang datang dari Allah padanya, bahwa Allah mencintainya (meridhainya)”.

 

Lalu ada seseorang yang berkata padanya, “Jangan engkau percaya hal itu, Cinta ini bukan berarti cinta Allah kepadamu, Cinta ini yang dimaksud adalah begini begitu”.

 

Sedangkan Allah Sang Pencipta, terlalu mulia untuk menjatuhkan orang ini dalam kekecewaannya. Selamanya tidak akan (mengecewakan orang yang cinta kepada-Nya).

 

Lalu Syaikh Buthi melanjutkan bahwa ketika saya merasakan pemberian (Cinta) ini, akan saya rahasiakan. Dan tidak saya biarkan seorangpun mentafsirinya (cinta ini). Yang itu nanti bisa membuatku terhalang dari pemberian itu.

 

Allah memuliakannya, itu saya jadikan bukti cinta-Nya.

 

Namun, apakah selamanya memberikan kemuliaan berarti Dia (Allah) mencintai? Apakah selamanya pemberian rizki berarti Dia mencintai? Apakah selamanya pemberian berarti Dia mencintai? Tidak seperti itu.

 

Apa yang dikatakan Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan Al-Hakim dan Al-Baihaqi dalam kitab Syuab Al-Iman.

 

“Sungguh, Allah memberikan harta pada orang yang Dia cintai dan yang tidak Dia cintai. Namun, tidak memberikan Iman kecuali pada orang yang Dia cintai”.

 

Maka, bisa saja pemberian itu bukanlah sebab dari cinta. kata As-Syaikh Buthi.

 

Kemudian As-Syaikh Buthi melanjutkan, Ada seseorang yang Allah berikan rizki, memang (diberikan rizki), tapi apa selamanya (rizki) itu bukti Allah mencintainya? Allah menjaganya dari dosa-dosa besar, apakah itu bukti pasti Allah mencintainya? Bisa jadi Allah memperdaya (istidraj) dia.

 

As-Syaikh Buthi kemudian menegaskan, “Yang namanya pemberian, memuliakan, melindungi, memberi rizki, menjaga, semua itu tidak selamanya cinta, karena Cinta adalah sesuatu yang lain”.

 

"Namun jika seorang mukmin melihat dirinya mendapat pertolongan, jika melihat dirinya senang dengan duduk beribadah, dan dia merasakan nikmat ketika membaca kitab Allah, dia merasakan nikmat ketika beribadah di waktu sahur, lalu dia MERASA SENANG, maka hal ini merupakan bukti bahwa Allah mencintainya, ini suatu bukti bahwa ALLAH Azza wa Jalla MENCINTAINYA," tegas Ulama yang meninggal pada 21 Maret 2013 itu.

 

"Maka, rasa senang sebab Allah mencintainya, rasa itu melebihi dia senang dengan shalat dan ibadah yang dia lakukan. Cinta Allah (kepada hamba-Nya) adalah sesuatu yang besar," ujarnya.

 

Sungguh saya telah mengisahkan kepada kalian, tentang seorang wanita yang beribadah. Dulu dia menjadi pembantu salah seorang yang sholeh. Tuannya mendengar wanita itu berdoa ketika sujud malam. “ Ya Allah, saya memohon dengan perantara cinta-Mu padaku, agar memuliakanku dan menolongku dan seterusnya”.

 

Orang sholeh tadi merasa tidak cocok, karena dia merasa bahwa yang dilakukan perempuan itu tidak beradab. Dia menunggu hingga wanita itu menyelesaikan shalatnya.

 

Dia berkata padanya, “Jangan engkau berdoa begitu, apa engkau tahu Allah mencintaimu? Berdoalah, Ya Allah, saya memohon dengan perantara cintaku pada-Mu”.

 

Wanita itu menjawab, “Tuanku, andai bukan karena cinta-Nya padaku, Dia tidak akan membangunkanku saat ini, andai bukan karena cinta-Nya padaku, Dia tidak akan membuatku beribadah pada-Nya, andai bukan karena cinta-Nya padaku, Dia tidak akan membuatku bermunajat begini”.

 

Kebahagiaan wanita itu, sebab dia tahu bahwa Allah mencintainya, itu melebihi kebahagiannya dengan shalat yang telah dimudahkan untuknya.

 

Dan ketika engkau mendapat pertolongan beribadah di waktu seperti ini, engkau mendapati dirimu di hadapan Allah, tidakkah engkau merasakan cinta Allah kepadamu?

Mana yang lebih membuatmu bahagia antara ketika engkau dengan sujudmu atau dengan cinta Allah padamu?

 

Sumber video dan terjemah: Youtube Sanad Media


Share :


Jazakalloh Khoir Telah Menjadi Bagian Jaringan Penyebar Media ARRISALAH.ID