Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan yang ada jauh sebelum kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karenanya, Pesantren adalah model pendidikan tertua yang ada di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Agama, pada tahun 2022-2023 setidaknya ada 39.043 pesantren dengan total santri sebanyak 4,08 Juta di seluruh Indonesia. Data ini belum termasuk pesantren yang belum terdaftar di Kementerian Agama.
Dengan semakin meningkatnya jumlah pesantren di Indonesia, mayoritas orang tua lebih memilih untuk menyekolahkan sekaligus memondokan anaknya di lembaga yang mendahulukan akhlak dan ilmu agama sebagai hal yang utama ini.
Hal demikian juga yang mendorong salah satu walisantri di Ar-Risalah yang menceritakan pengalamannya memondokan anaknya yang kedua ini. Berikut wawancara dari Tim Media Ar-Risalah dengan walisantri tersebut.
Q: Kenapa ibu memilih Pondok Pesantren Ar-Risalah untuk anak ibu, padahal pesantren di Bandung banyak?
A: Saya memilih Pondok Pesantren Ar-Risalah karena program pendidikannya lengkap, mencakup pelajaran umum, kitab salaf, bahasa, dan hafalan Al-Qur'an. Selain itu, biayanya terjangkau, dan lulusannya mendapatkan ijazah resmi.
Q: Apa yang menjadi alasan anak ibu memilih pesantren daripada sekolah umum?
A: Anak saya, Ihsan memilih pesantren karena keinginannya sendiri untuk menimba ilmu umum dan agama. Cita-citanya menjadi ustadz, dan adanya om ihsan yang lebih dulu 4 tahun mondok di Ar-Risalah menjadi faktor yang sangat mempengaruhi pilihannya.
Q: Apa tidak merasa kesepian karena telah memondokan anaknya di pesantren, apalagi Ihsan anak bungsu, apa tidak kasian?
A: Perasaan sepi sih ada, tetapi meskipun di rumah sepi, saya lalui itu demi kebaikan anak dan keluarga kami. Ini menjadi pelajaran juga untuk melatih mental, kesabaran, dan kemandirian bagi Ihsan.
Q: Bagaimana kalau sedang kangen sama anak, seperti apa sistem jadwal dan komunikasi dengan anak di Pondok Pesanten Ar-Risalah?
A: Jadwal di pondok teratur, komunikasi dengan santri dilakukan melalui panggilan telepon setiap dua minggu dan selama sesi penjengukan. Penjengukan 1x setiap bulannya, bersamaan dengan pengajian keluarga santri Pondok Pesantren Ar-Risalah (NGAJAGI) bersama pengasuh pondok, Kyai Rofiq. Dan liburan di Ar-Risalah dua kali dalam setahun, yaitu bulan Maulid dan bulan Ramadhan.
Q: Bagaimana jika anak makannya tidak teratur apalagi sampai sakit?
A: Tidak hanya jadwal penjengukan, di Pondok Pesantren Ar-Risalah jadwal makan pun teratur yaitu setiap pagi jam 7 dan sore jam 5. Jadi, walisantri yang akan memasukan anaknya ke Ar-Risalah tidak perlu khawatir. Biasanya santri kalo siang-siang pada jajan, beli sendiri di kantin atau di koperasi pondok. Kalo anak-anak sakit, kita bisa percayakan ke pihak asatidz atau pengurus yang sudah di tugaskan. Biasanya anak-anak di beri obat terlebih dahulu, jika masih sakit baru dibawa ke klinik terdekat.
Q: Apa tidak khawatir terjadi pembulian di pesantren?
A: Di Ar-Risalah alhamdulillah aman, tidak adanya pembulian maupun di bully. Hal ini disebabkan karena adanya edukasi dari para asatidz terhadap santri-santri.
Q: Apa perubahan yang ibu lihat pada Ihsan selama tiga tahun di Ar-Risalah?
A: Saya melihat perubahan positif pada Ihsan, termasuk peningkatan keilmuan, akhlak terhadap orang tua, dan kematangan pribadi.
Q: Bagaimana proses penerimaan santri baru di Pondok Pesantren Ar-Risalah?
A: Prosesnya melibatkan tes wawancara anak dan orang tua, tes baca Al-Qur'an, dan tes tulis seputar agama dan umum. Lulusan SDIT atau MI serta SDN dapat melanjutkan di sini dengan biaya terjangkau.
Q: Dari mana saya mendapatkan informasi tentang Pondok Pesantren Ar-Risalah?
A: Saya mendapatkan informasi tersebut dari saudara saya yang merekomendasikan Ar-Risalah di antara banyak pesantren dan sekolah formal di Bandung.
Q: Apakah Ar-Risalah memberikan kesempatan untuk melanjutkan studi ke universitas negeri?
A: Betul, lulusan Pondok Pesantren Ar-Risalah memiliki kesempatan melanjutkan studi ke universitas negeri, bahkan ada yang melanjutkan studi ke luar negeri. Bicara luar negeri, insyaAllah omnya Ihsan, Abdul Aziz Muslim akan melanjutkan studinya ke negeri yang barakah, negerinya para nabi, negeri yang menjadi benteng terakhir perang dahsyat akhir zaman, negeri yang menjadi lokasi turunnya Nabi Isa a.s. dan negeri di mana Dajjal akan menemui ajalnya yaitu negeri Syam (Semoga Allah mudahkan semuanya, Aamiin).
Dan begitulah kisah perjalanan pendidikan dan kehidupan di Pondok Pesantren Ar-Risalah, yang telah membentuk Muhammad Ihsan Maulana menjadi sosok yang cerdas, shaleh, dan muslih. Erna Nurhayati, ibu dari Ihsan, menyaksikan dengan bangga perubahan positif pada anaknya selama tiga tahun berada di Ar-Risalah.
Pondok Pesantren Ar-Risalah, dengan program pendidikan yang lengkap dan dukungan pendampingan yang baik, berhasil memberikan kontribusi besar dalam membentuk generasi yang berkualitas. Kisah ini menjadi inspirasi bagi banyak orang tua yang memilih pendidikan pondok pesantren sebagai jalan pendidikan bagi anak-anak mereka.
Semoga Muhammad Ihsan Maulana dan santri-santri Ar-Risalah lainnya terus berjaya dalam mengejar ilmu, mengembangkan akhlak mulia, dan menjadi generasi yang memberikan manfaat bagi agama, bangsa, dan negara. Aamiin.***