Bandung Barat – Ar-Risalah Cisarua
Abah (panggilan akrab Dr KH Mohammad Rofiqul A’la Lc MA – pengasuh pondok pesantren Ar-Risalah) mengawali pengajiannya dengan menyampaikan terkait pentingnya bisa hadir dalam majelis ilmu.
“Kita ditulis ALLAH sebagai orang yang beruntung bisa hadir dalam majelis ilmu,” disampaikan pada pengajian rutin bulanan “NGAJAGI” (Ngaji Keluarga Santri) Ar-Risalah hari ahad (13/11) di Masjid Al-Habibul Musthofa pesantren Ar-Risalah.
Mengutip hadits Nabi Shallalahu 'alayhi wasallam:
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim)
Kemudian Abah melanjutkan tausyiahnya dengan dawuh dari gurunya yaitu Mbah KH Maimoen Zubair tentang orang-orang yang istiqomah dalam menuntut ilmu agama adalah seseorang yang mempunyai kemuliaan dari Allah swt.
“Istiqomah itu sangat luar biasa, menurut Mbah Moen Istiqomah saat ini adalah seorang murid yang bisa mengikuti dengan istiqomah ngaji dengan gurunya dari awal pembahasan kitab sampai akhir kitab, maksudnya dari mukadimah sampai khatam kitab tersebut, disitulah orang keramat (memiliki kemuliaan) saat ini,” ujarnya.
“Istiqomah adalah menjaga dan mengikat diri untuk setia mengaji atau senantiasa ibadah. Itulah yang akan dimuliakan oleh Allah, salah satu kemuliaan yang diberikan Allah, bagi pemuda pemudi yang mengikat diri dengan masjid (rumah Allah) adalah akan dinaungi rahmat Allah di hari kiamat nanti,” tambah Abah.
Lalu Abah mengutip Hadits Nabi Shallalahu 'alayhi wasallam terkait orang yang selalu mengikat hatinya dengan masjid.
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ اِلَّا ظِلُّهُ: اِمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِيْ عِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالْمَسْجِدِ اِذَا خَرَجَ مِنْهُ حَتَى يَعُوْدَ، وَرَجُلَاِن تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَافْتَرَقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ فِيْ خَلْوَةٍ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ اِمْرَأَةٌ ذَات َمَنْصَبٍ وَجَمَالٍ اِلَى نَفْسِهَا فَقَالَ اِنِّي اَخَافُ اللهَ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهَ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ. ـ
Artinya: “Ada tujuh golongan yang Allah akan menaungi mereka di dalam naungan Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah Subhanahu wata'ala, yaitu:
1. Pemimpin yang adil
2. Pemuda yang tumbuh dalam beribadah atau mengabdi kepada Allah.
3. Seseorang yang hatinya tergantung di dalam masjid ketika ia berada di luar masjid hingga ia kembali lagi ke masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Berkumpul dan berpisah karena Allah.
5. Seseorang yang berdzikir atau ingat Allah dalam kesunyian lalu kedua matanya mengalirkan air mata.
6. Seorang laki-laki yang digoda oleh perempuan berkedudukan tinggi, berlimpah harta dan cantik jelita, lalu laki-laki itu menjawab, “Sesunguhnya aku takut kepada Allah.”.
7. Seseorang yang merahasiakan amalnya, sehingga seolah-olah tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
Semoga kita senantiasa diberikan hidayah oleh ALLAH Subhanahu wata'ala agar bisa istiqomah dalam beribadah dengan hadir dalam majelis ilmu untuk menuntut ilmu dijalan-Nya. aamiin